AWAK!
aku tak ingin menangis, namun selalu saja tak dapat bertahan. lalu satu per satu kepaknya pergi, sayup meninggalkan suara yang samar di telinga. Bergema, seolah tak ingin berakhir. Engkau pergi diam-diam, tapi masih disini. Engkau membunuhku, dengan membiarkanku hidup dan tabah. Biarlah , engkau bukan milikku. Tuhan hanya menitipkanmu sejenak, untuk kuberi kebahagiaan, meski lewat tangisku.
Aku sadar bahwa tiada sesuatupun yang kumiliki selamanya, bahkan jiwa dan tubuh yang sekarang merengkuhmu dari jauh. Yang mendoakanmu setulus hati tanpa mengharap apapun. sebab bila engkau bahagia, maka bekalku akan semakin membuatku bertahan hidup. Untukmu..
sebuah janji telah terucap. dan bagiku untuk selamanya. Takkan pernah kuingkari meski karenamu rasa ini mati, semesta saksiku yang abadi. aku takkan pergi , sebab aku masih punya tenaga untuk sekedar berlutut di depanmu. Mencium lembut punggung tanganmu yang selalu menyemat rindu. Meski hanya mimpi, aku bukan siapapun..
akankah kau mengizinkanku untuk terus menyayangimu. Meski kutahu luka akan kembali. Bolehkah aku mendoakanmu lagi setiap malam, disaat kau masih terjaga dan tak terbersit namaku disana. jangan menyanggah, sebab aku tahu arti hadirku, sebab aku paham. Bahkan ketika aku sakit, ada yang lebih perih adanya.
Kubuka pintu itu selebar yang aku bisa. Kubiarkan masa lalu memasuki tiap rongga. Bersaranglah dalam tubuhku, tumbuhkan bahagianya. Meski apa yang tersisa, harus habis terbunuh olehnya. bagiku tak mengapa, bila hanya ini cara untuk membuatmu tertawa. Ketika harus kuteteskan air mata, dalam diam dan senyum demi sebentuk cinta....
Tiada ulasan:
Catat Ulasan