Jumaat, 5 November 2010

Serikandi Islam : Mashitah



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,"Pada saat malam terjadinya Israk Mikraj saya mencium bau harum, sayapun bertanya,"Ya Jibril, bau harum apakah ini?”Jibril menjawab,"Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut puteri Firaun (Masyithah) dan anak-anaknya.”

Saya bertanya, ”Bagaimana boleh jadi demikian?” Jibril bercerita ,"Ketika dia menyisir rambut puteri Firaun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”

Puteri Firaun berkata, "Hai, dengan nama bapakku?” Masyithah berkata, "Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.”Puteri Firaun bertanya, "Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku? Wanita tukang sisir itu menjawab, "Ya”. ”Anak puteri Firaun berkata, akan aku lapor­kan pada ayahku. 'Wanita tukang sisir menjawab, 'Silakan!'

Puteri Firaun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Firaun pun kemudian memanggil Masyithah. Firaun bertanya,"Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?” Masyithah menjawab,"Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Kemudian Firaun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih. Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Firaun, "Saya mempunyai satu permohonan. ”Firaun menjawab," Katakanlah.” Masyithah berkata,"Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kain/kantung untuk kemudian dikuburkan.” Firaun menjawab," Akan aku penuhi permintaanmu.”

Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu. Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara, "Terjunlah Ibu! Ayuh terjunlah, azab dunia lebih ringan daripada azab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibu pun terus terjun bersama bayinya.

Kisah dari seorang wanita bernama Masyithah yang menjadi penerang kegelapan istana Firaun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa.

Pengajaran:

1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah.

2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.

3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan gan­jaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah dalam Surah Az-Zumar:10, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas."

4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun sebagai­mana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Firaun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.

5. Sesungguhnya Allah SWT senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.

6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang saleh dan salehah.

7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa luar biasa.


sumber :http://www.gengterengganu.com/v2/bicara-agama/siri-renungan/175-01

Tiada ulasan:

Catat Ulasan